Kehidupan sehari-hari dengan ragam interaksi yang ada di dalamnya menggambarkan kompleksitas hubungan manusia. Interaksi yang berkesinambungan itu membangun satu suatu norma yang diketahui, dipahami, dan dijalankan oleh masyarakat. Dari norma yang dipegang oleh masyarakat itu kemudian menjadi suatu budaya dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan yang tercipta inilah yang menjadi fokus pembahasan dari seorang Kuntowijoyo dalam bukunya Budaya dan Masyarakat.
Bagian pertama dari buku ini membahas dengan rinci letak kebudayaan dalam kehidupan sosial masyarakat. Mulai dari pandangan historisnya, kemungkinan-kemungkinan yang berpeluang muncul atas perubahan suatu kebudayaan, hingga contoh proses perubahan kebudayaan dalam suatu struktur sosial masyarakat.
Proses perubahan kebudayaan ini kemudian dilanjutkan pembahasannya pada bagian kedua dengan beberapa contoh nyata. Contoh itu kemudian ditunjukkan Kuntowijoyo sebagai suatu proses kesadaran simbolis dalam suatu kebudayaan manusia yang humanis. Bagaimana simbol-simbol yang ada dalam kehidupan masyarakat itu mewujud dan dipahami sebagai suatu proses pembentukan manusia yang humanis.
Pada bagian ketiga penjelasan mengenai proses kebudayaan dalam masyarakat semakin kentara dengan ditampilkannya konflik dalam keseharian manusia. Bagaimana kebimbangan atas suatu nilai terjadi lalu kemudian manusia menemukan titik balik kesadarannya atas kebimbangan tersebut, hingga penjelasan mengenai kelas dan struktur yang terjadi dalam masyarakat. Konflik-konflik yang terjadi tersebut memberikan arah perubahan sosial menuju dinamisasi kebudayaan.
Bagian terakhir Kuntowijoyo menceritakan bagaimana unsur kebudayaan memiliki peran penting dalam keseharian maupun dalam pembangunan nasional. Unsur kebudayaan yang diulas tersebut adalah sastra. Perkembangan sastra di Indonesia menunjukkan satu simbol tersendiri atas proses perubahan kebudayaan. Simbol-simbol yang bertebaran dalam karya sastra menjadi satu gambaran tersendiri mewakili kondisi kebudayaan sesuai latar ceritanya. Mulai dari latar waktu, latar tempat, hingga latar suasananya. Kuntowijoyo kemudian menyempurnakan penutup dari buku ini dengan menunjukkan bahwa Sastra Indonesia tengah mencari arah menuju pembangunan ke depan.
Komentar