Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar. Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.
UGM ( Universitas Gadjah Mada ) sebagai universitas nasional pertama yang juga menjadi salah satu universitas terbaik di indonesia, dapat di nilai sebagai Universitas yang memiliki eksistensi yang tinggi terhadap kualitas belajar mahasiswanya. Lingkungan belajar dengan sudut pandang sosial dapat di kondisikan sebagai suatu sistem sosial. Marilah kita perhatikan suatu kelas di dalam suatu fakultas. Tiap-tiap kelas mempunyai struktur hierarki. Di sana ada dosen sebagai pendidik ada juga mahasiswa, ada tata tertib, ada jadwal dan sebagainya. Dalam kelas ada interaksi antara dosen dengan dosen, antara mahasiswa dengan mahasiswa. Oleh karena kehidupan kelas sama dengan kehidupan sosial. Kehidupan kelas sebagai kehidupan sosial dapat dipandang sebagai kehidupan menurut sistem sosial. Philip Jacson menyatakan bahwa kelas dalam beberapa hal bisa dipersamakan dengan kerumunan orang yang berjejal-jejal para individu. Karena kondisi yang demikian ini maka guru dipacu untuk mengadakan pendisiplinan dan pengontrolan terhadap para siswa. (Sanapiah Faizal, TT, p. 195). Pendisiplinan dan pengontrolan ini dimaksudkan oleh pendidik agar para peserta didik tidak bertindak semena-mena, kehidupan kelas dapat berjalan sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama. Aturan-aturan dapat dilaksanakan dengan baik jika di sana ada hirarki otoritas yang memiliki suatu kekuasaan dan pembawaan yang telah melembaga. Aturan-aturan dapat berjalan secara baik jika ada serangkaian kegiatan yang melembaga secara teratur dan tetap (rutin). Kemudian jika kita perhatikan kelas di UGM dengan Universitas yang di daerah akan berbeda, jika dilihat dari ras, suku, dan agama, akan tetapi bila dilihat dari segi umur dan jenis kelamin akan relatif sama komposisinya. Homogenitas kelas jika dilihat dari segi umur telah dikembangkan sejak abad ke-19. Sekarang ini syarat umur untuk suatu kelas telah dilaksanakan secara ketat. Komposisi umur ini sangat penting sebab (1) dapat digunakan pedoman untuk penenimaan siswa baru, (2) siswa dengan sifat dasar sosial yang sama akan memudahkan pendidik dalam memberikan pelayanan pada peserta didik dalam rangka memilih strategi belajar mengajar yang tepat. Seperti telah diketahui di muka bahwa dalam satu kelas seorang pendidik umumnya akan berhadapan dengan 25 peserta didik keatas. Dilihat dari umur pendidik dan peserta didik akan berbeda. Perbedaan dari segi umur ini akan mempunyai dampak terhadap keputusan kelas. Segala sesuatu akan cenderung diputuskan oleh pendidik saja. Hal ini akan menyebabkan kesatuan sosial menjadi pecah. Kondisi kelas yang demikian ini akan menjadikan kelas bukan merupakan suatu komunalitas (Sarason, 1982, p, 182). Kalau dilihat dari kemampuan peserta suatu kelas cenderung heterogen. Sebab setiap kelas akan mengikuti gejala normal yaitu terdiri dari anak yang pandai, sedang dan kurang pandai. Efek dan kondisi kelas yang demikian ini dilihat dari segi kemampuan terhadap kemampuan kognitif dan afektif masih banyak menjadi pertentangan dari para ahli. Pengelompokkan berdasarkan kemampuan akan kurang tepat jika dilihat secara paedagogis.
Dari pemahaman di atas dapat dilihat bahwa UGM sebagai lingkungan belajar merupakan lingkungan yang sangat kondusif, kemudian lingkungan sngat memberi pengaruh dalam kemampuan kita dalam belajar. Dan Universitas Gadjah Mada sangat baik untuk dijadikan rekomendasi sebagai lingkungan belajar yang sangat kondusif bagi banyak calon peserta didik.
by rifkifani sp
Komentar