Universitas Gadjah Mada bagi Keaktifan Belajar dan Pancasila

Dalam percaturan perguruan tinggi di seluruh Indonesia Universitas Gadjah Mada berperan sebagai barometer mutu pendidikan dan model andragogi. Artinya, Universitas Gadjah Mada menjadi tolok ukur bagi perguruan tinggi lain di wilayah Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikan dan model pembelajarannya. Dengan kata lain, posisi Universitas Gadjah Mada secara akademik sangat penting dan sangat diperhitungkan. Sebagai konsekuensi, Universitas Gadjah Mada melaksanakan banyak proyek rintisan (pilot project) sebagai rekomendasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen Dikti Depdiknas). Salah satu rekomendasi dari Dirjen Dikti yang saya rasakan langsung selama perkuliahan hingga saat ini adalah model Student Centered Learning (SCL). Berhasil tidaknya penerapan model SCL menjadi tanggung jawab segenap civitas akademika terkait yang menjadi pelaku peran dalam lingkungan akademik Universitas Gadjah Mada. Mahasiswa dan dosen Universitas Gadjah Mada termasuk di dalamnya dan merupakan ujung tombak yang harus berperan aktif demi keberhasilan pelaksanaan SCL dalam kegiatan pembelajaran yang berbagai macam bentuknya, terutama dalam perkuliahan. Keberhasilan SCL kelak akan menimbulkan respon positif dari Dirjen Dikti Depdiknas dan berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk segera memberlakukan model ini demi meningkatnya mutu pendidikan dan lulusan.

Jika kita memperdalam SCL lebih lanjut lewat proses pembelajaran di kampus, model SCL sebenarnya adalah bentuk yang sedikit berbeda dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang akrab bagi siswa sekolah menengah yang disesuaikan untuk keadaan pembelajaran mahasiswa dan dosen di universitas. Konsep SCL diturunkan dari konsep pembelajaran menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menekankan pentingnya peserta didik, dalam hal ini mahasiswa, untuk menjadi aktif dengan pendidik, dalam konteks ini dosen, dan sumber belajar. Maka dalam SCL pula mahasiswa harus aktif mengumpulkan ilmu dari berbagai sumber belajar yang mendukung, misalnya referensi acuan di perpustakaan, informasi dari media cetak, dan segudang informasi dari dunia maya. Setelah itu mahasiswa itu dapat membagikan informasi pendukung pembelajaran lewat tukar pikiran dengan dosen dan teman-temannya. Ini bukan impian utopis, tetapi cita-cita yang harus dan saya yakin bisa diraih dan diwujudkan oleh seluruh komponen Universitas Gadjah Mada.

Cara belajar model SCL telah diterapkan sejak saya masuk sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada pada tahun 2009. Dosen-dosen yang mengajar saya telah memberikan tugas presentasi dan tugas mandiri serta model kuliah diskusi interaktif yang menunjang keaktifan mahasiswa. Sejauh saya mengamati hasilnya cukup memuaskan. Maka saya yakin dengan komitmen tinggi dari mahasiswa yang didukung oleh sumber daya dosen yang terjamin mutunya dan fasilitas sumber belajar yang lengkap serta lingkungan kampus yang nyaman model SCL bisa berhasil.

Selain sangat mampu menjadi lingkungan yang mendukung pengembangan mahasiswa secara kognitif Universitas Gadjah Mada mampu bertahan pada komitmen awal mengembangkan mahasiswa mendalami dan menghidupi nilai-nilai luhur Pancasila. Buktinya Universitas Gadjah Mada tetap setia mengadakan matakuliah Pancasila Yuridis Kenegaraan sebagai salah satu Matakuliah Pengembangan Kepribadian yang wajib dipelajari dan dipahami. Citra sebagai Universitas Pancasila menjadi jiwa Universitas Gadjah Mada yang sebenarnya. Di fakultas saya, matakuliah ini diberikan saat semester pertama. Lingkungan akademik yang mengajarkan Pancasila sebagai dasar sejak awal jangan dimaknai hanya sebagai sesuatu awal yang baik lalu dilupakan setelah lulus dari universitas, tetapi seharusnya dimaknai sebagai modal yang mulia untuk selalu dibawa supaya dihayati dalam hidup berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat di Indonesia. Universitas Gadjah Mada masih mengabdi bagi nilai-nilai luhur Pancasila yang mengakui Tuhan yang satu dan sama bagi semua pemeluk berbagai agama, memperlakukan manusia secara adil dan berbudaya, mempersatukan Indonesia, dan mengabdi untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat banyak.

Dengan lingkungan Universitas Gadjah Mada yang demikian kondusif bagi mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan akademik dengan model SCL dan sungguh-sungguh menjiwai Pancasila saya yakin mahasiswa Universitas Gadjah Mada dapat terbentuk dengan baik. Sifat mahasiswa yang demikian dapat diwujudkan dalam diri semua mahasiswa Universitas Gadjah Mada asal semua mahasiswa, termasuk saya sendiri, mau berubah untuk aktif belajar dan Pancasilais. Selanjutnya, semangat keaktifan belajar dan Pancasilais tersebut disebarkan kepada semua orang di lingkungan tempat kita tinggal dan bekerja kelak sesuai situasi dan konteks lingkungannya.



Paulus Paksi I L

FKG UGM

Komentar

rajaf mengatakan…
bagus...