obrolan

Malam itu berjalan seperti biasanya. hanya saja ada sedikit perbedaan karena aku ditemani oleh seorang adek kelas yang sudah benar-benar dekat. entahlah, mungkin memang karena sudah satu frekuensi dalam hal "kegialaannya" hingga tiap canda dan bicara selalu saja ada koneksinya. nah, dari sinilah obrolan singkat penuh makna, menurutku, itu dimulai.

obrolan ini diawali dengan sentilan usil terkait kehidupan asmara yang biasanya melanda para pria dan wanita yang menjelang masa mengakhiri lajangnya. tak dipungkiri lagi, untaian senyum itu terus terangkai manakala canda kian mengalir deras dari mulut kami. namun, ada keunikan yang kutangkap dari seorang adek ini, sebut saja Jabal. dia tidak merasa terganggu manakala ada si merah jambu menyapanya. padahal, biasanya setiap teman selalu "pusing" saat si merah jambu menyapa. namun, Jabal ini tidak mengalaminya. dia malah selalu tersenyum seolah menikmati perasaan yang menyapanya itu.

"lalu, apa kamu baik-baik saja saat mengalami perasaan itu?"
dengan enteng dia menjawab, "biasa saja Mas. malah yang membuat saya drop bukan itu. perasaan semacam itu malah bisa jadi hiburan! kan malah bisa senyum-senyum sendiri."
"terus?"
"aku drop saat semua amanah menuntut di waktu yang bersamaan. jadi grafikku itu bisa naik turun. nah, yang membuat turun itulah saat terlalu banyak amanah dan malas mulai menyapa. ada tips mas?"

aku terdiam sejenak. anak ini sudah merasakan apa yang baru saja kurasakan., bisikku dalam hati.

"ah, harus mulai diprioritaskan donk... hati-hati, jangan terlalu banyak amanah, power kita juga perlu diatur ritmenya lho.. biar kita tidak mudah jatuh dan bangun! ok?" kujawab pertanyaannya seolah aku sudah mampu mengatasi permasalahan itu. padahal, aku juga masih perlu banyak belajar dalam hal ini.

namun demikian, pelajaran berharga yang bisa diambil dari masalah ini adalah 'ada baiknya untuk tidak memiliki amanah formal yang terlalu banyak!' kenapa? karena dengan banyak amanah, tentunya fokus kita akan berbeda dan bisa jadi kita tidak bisa optimal di beberapa tempat. selain itu, ancaman terhadap ritme berjalannya kita dalam perjuangan juga sedikit banyak akan terpengaruh. contohnya adalah saat semua amanah itu menuntut keberadaanmu secara bersamaan. apa yang akan engkau lakukan? hanya diam saja?! atau kabur dan menghilangkan jejakmu di muka bumi? yang sangat mungkin terjadi di waktu itu adalah kamu menimbang sejenak dan memilah bagian mana yang lebih prioritas. syukurlah jika bisa dilakukan seperti itu. namun, bagaimana jika semua amanah itu memintamu dan menempatkan dirimu di tempat yang strategis dimana semua amanah itu membutuhkan keberadaanmu?! oh, aku yakin, kamu pasti akan bingung!

pada bagian inilah tak jarang orang yang beramanah banyak itu akan "limbung" sejenak karena semuanya menuntut dan semunya meminta keberadaannya. tanggung jawab moral yang dirasakannya menuntut untuk dipenuhi. jika tidak terpenuhi, maka akan ada rasa bersalah (minimal) dalam hatinya. akumulasi perasaan bersalah inilah yang membuatnya merasa kurang nyaman, dikejar-kejar tanggung jawab.

[bersambung.. insyaAllah]

Komentar