Buku ini


Jurnalisme Investigasi. Begitulah judul buku yang baru kubaca mulai tadi malam. Entah kenapa keinginanku untuk menuliskan pemahaman atas bacaan ini begitu kuat. Terlalu disayangkan jika dilewarkan begitu saja. Lalu, aku teringat dengan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa untuk mengikat suatu ilmu adalah dengan menuliskannya. Yap, aku harus menuliskan pemahaman atas buku ini dengan menuliskannya dengan bahasaku sendiri.

Buku ini membuatku begitu tertarik. Ada kekuatan yang sangat kuat sehingga berasa sayang jika meninggalkannya begitu saja. Tadi malam, aku tertidur dengan mendekap buku ini. Bahasa yang digunakan oleh penulis ringan dan mengalir begitu saja. Awalnya ketertarikan untuk membeli buku ini tak begitu tinggi. Namun, melihat angka diskon yang tinggi membuatku berminat mengamati buku yang, menurutku, berjudul unik ini. Minat membeli masih saja tak bergeming. Lalu, berubah saat melihat orang-orang yang memberi endorsmentnya. Putra Nababan, Najwa Shihab. Mereka bukan orang yang sembarangan dalam dunia jurnalistik. Ya, aku beli buku ini!

Buku yang menawarkan suasana lain dari pengemasan jurnalisme investigasi ini semakin membuatku penasaran. Bab pertama disajikan dengan pengetahuan dasar mengenai jurnalisme investigasi itu sendiri. Ketertarikan ini berasa seperti candu. Kasus demi kasus yang disajikan selalu membuatku bertanya-tanya tentang kelanjutan ceritanya.

Akhirnya, bab pertama selesai juga. Pemahaman dasar, meski mungkin memang masih jauh dari sempurna, telah terbangun dan mudah untuk dipahami. Benar kata Putra Nababan sebagaimana di endors-nya, buku ini menyajikan kupas tuntas teori dan konsep serta dilengkapi dengan kisah pengalaman.

InsyaAllah, pemahaman itu akan coba kuendapkan dalam beberapa tulisan ke depan. Dengan judul Endapan "Jurnalisme Investigasi", insyaAllah akan kusajikan dalam beberapa kali serial mengenainya. Bismillah...

Komentar