Kisah seorang teman

Masalah, kita hidup tak akan pernah lepas dari yang namanya satu ini. Besarnya pun juga beragam, bergantung pada kemampuan dari orang tersebut menyikapi dan menghadapi permasalahan yang ada. Benar kiranya bahwa Allah tidak akan pernah memberikan beban masalah pada hambaNya di luar kemampuannya. Dengan demikian, ada baiknya kita selalu melihat masalah dari segi positifnya sehingga masalah tidak lagi menjadi masalah, tetapi menjadi sebuah madrasah bagi kita untuk menempa diri menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Hari ini ada sebuah masalah yang menghampiri seorang temanku. Sebuah permasalahan klasik di era sekarang, tentang perselisihan antara pria dan wanita. Ehmm.. mungkin bisa dikatakan masalah klasik pacaran? Atau bisa jadi tingkat lanjut dari itu. Entahlah, biarkan saja permasalahan itu berlalu bersama angin. Saya tak hendak membahas permasalahannya. Saya hanya ingin membagi betapa masalah itu memberiku penekanan atas sebuah keyakinan, Aturan Allah ada, untuk menyelamatkan kita!

Walau tak jarang kita merasa aturan ada untuk dilanggar, akan tetapi ada baiknya kita selalu kembali pada hakikat aturan itu tercipta, untuk ditaati, untuk membuat keteraturan, pun untuk menyelamatkan kita dari fitnah-fitnah yang mungkin ada dari sejuta aktifitas di hiruk pikuk kehidupan dunia.

Kembali berkaca pada permasalahan seorang teman yang berkaitan dengan wanita ini, saya teringat dengan pernyataan dari seorang kakak. Besar kecilnya suatu masalah itu bergantung pada penyikapan kita atas masalah tersebut. Manakala membaca pernyataan itu, beberapa dari kita pasti menanyakan sesuatu hal yang sama, kok bisa?

Tentu saja bisa.Untuk memudahkan dalam proses memahaminya, ada baiknya kita memisalkan dengan satu persoalan tertentu. Misalnya, uangmu jatuh ke kolong tempat tidur dan sulit untuk diambil. Lalu, apa yang kamu lakukan? Sekilas saya percaya bahwa sebagian besar dari kita pasti langsung berusaha untuk mengambilnya. Tapi, pasti ada beberapa orang yang mengeluh terlebih dahulu atau bahkan meratapinya dan tidak segera diambil. Lalu, apakah dengan mengeluh, meratap, permasalahannya terselesaikan? Tentu tidak!

Ups, ada satu lagi orang yang punya respon sedikit berbeda dengan orang kebanyakan. Bahkan tak jarang orang ini tak menyadari bahwa responnya cukup berbeda. Ya, orang ini merespon permasalahan dengan tenaga yang melebihi dari biasanya. Jika dikaitkan dengan contoh permasalahan koin jatuh di atas, maka orang ini akan melakukan tindakan dengan mengambil vacum cleaner untuk menyedot uang yang jatuh, atau bahkan merancang alat khusus untuk mengambil uang yang jatuh tersebut.

ilustrasi dari internet
Intinya adalah penggunaan tenaga dalam menyikapi suatu permasalahan. Mengingat banyaknya permasalahan yang harus dihadapi seorang manusia, maka kita harus pandai-pandai dalam menyusun strategi untuk menuntaskan semua permasalahan tersebut. Dengan demikian, skala prioritas sangat dibutuhkan agar kita bisa tepat menggunakan tenaga dalam menyikapi suatu masalah.

Yogyakarta, 05.09.2012

Komentar