Rasa tak berwujud

Lapar. Aku tak tahu ia mewujud seperti apa parasnya tapi keberadaannya nyata. Apakah engkau masih ingin meragukannya meski tak melihatnya secara langsung? Lalu, kusibakkan perut yang mulai kempis, kucermati dengan seksama adakah ia yang bernama lapar itu? Semakin kucari di setiap mili, semakin kusadari bahwa ia tak berwujud. Hingga aku menyadari ada pertanyaan yang menyergapku di satu forum ilmiah. Ah, aku ingin melupakannya!

kutuntaskan makan siangku, lalu kulanjutkan perjalanan hari ini dengan membaca beberapa referensi di perpustakaan. Oh, betapa banya buku yang belum kubaca! Kubuka lembar demi lembar, aku tak merasa bosan. Tiba istriku membawakan secangkir teh dan roti. "Nikmatnya dunia...", seketika itu aku terkesiap dan ingat satu pertanyaan di forum ilmiah itu. Ah, benar-benar aku ingin melupakannya!

Namun apa dayaku, tiap kali kucoba untuk melupakannya, tiap kali itu pula aku mengingatnya.

Kupejamkan mataku, berusaha untuk melupakannya. Biarlah.. Perlahan mata terpejam, merasakan sejuk terpaan angin sepoi senja yang menyibak dari jendela pustaka. Ah, sejuk, tenang dan menenangkan.. Kuresapi rasa ini, kuhempaskan sejenak sesak yang tadi menyesak.

Sayangnya, tenang ini tak bertahan lama. Acap kali kuselami sebuah rasa, seketika itu pula kurasakan sesak yang tak biasa, aku langsung teringat dengan pertanyaan di forum ilmiah itu!

apakah Anda masih mempertanyakan keberadaan Tuhan? Apakah Anda tak bisa merasakan keberadaanNya? Rasakan, bukan wujudkan!
Pria yang meriuhkan forum ilmiah malam itu dibawa paksa pihak keamanan.

Saat itu aku hanya tersenyum angkuh merasa akulah pemenangnya. Kini, aku menyadari satu hal. Dia ada meski tak mewujud di depan mata. Dia, dirasakan dalam hati untuk diyakini sepenuh keyakinan diri! Ya, Tuhan itu ada! Tuhan itu ada dan sangat nyata!

Komentar