Sumber gambar: ilmu212.blogspot.com |
Namun, untuk saat ini saya tidak akan membahas cara bagaimana mendapatkan tanaman yang seperti itu, tetapi saya akan menuliskan bentuk pembiakan vegetatif berupa Kultur Jaringan. (lebih tepatnya karena saat ini saya sedang kuliah propagasi vegetatif dan membahas Kultur Jaringan ^_^).
Kultur Jaringan merupakan teknik untuk menumbuhkan organ, jaringan dan sel tanaman (Wetter dan Censtabel, 1982). Perlu diingat lagi wawasan mengenai definisi dari sel, jaringan, dan organ tanaman (pelajaran biologi dasar). Selain itu, Kultur jaringan didefinisikan sebagai metode mengisolasi bagian dari tanaman (seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan, organ) menumbuhkan dalam kondisi aseptik sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
Ciri Khusus Kultur Jaringan: ukuran mikro, kondisi lingkungan optimal untuk proses fisiologis (nutrisi, hormon, dll), tidak ada mikroorganisme pengganggu, sering menyimpang dari pola normal perkembangan, kemampuan tumbuh protoplas/sel dapat dimanipulasi, dan menggunakan glasswares (in vitro
Prinsip dasar dari Kultur Jaringan (KJ) ini antara lain:
- sikap kompeten : sel/jaringan mampu memberikan tanggapan terhadap sinyal lingkungan atau hormonal (induksi)
- dediferensiasi : berubahnya sel-sel eksplan yang tadinya sudah terspesialisasi menjadi tidak terspesialisasi dan kembali ke kondisi meristematis
- Determinasi : perkembangan terus dari sel-sel menjadi organ atau embrio walaupun sudah bebas dari sinyal induksi.
- perbanyakan tanaman yang bijinya sulit berkecambah
- Mendapatkan tanaman bebas patogen
- Perbanyakan klon unggul
- Konservasi plasma nutfah
- Produksi metabolit sekunder
- metabolit sekunder merupakan bagian dari tanaman yang bisa diambil dari tanaman tanpa merusak sel dari tanaman tersebut. misal: getah pinus, minyak atsiri.
- metabolit primer merupakan penyusun bagian tanaman yang tidak bisa diambil tanpa merusak tanaman tersebut.
- Membantu program rekayasa genetik
- Biaya awal relatif mahal
- persiapan membuat laboratorium awal
- Perlu tenaga ahli
- Perbedaan respon antar spesies
- Problem aklimatisasi
- Resiko mutasi
- status/kondisi pohon induk (umur, posisi/macam sumber eksplan, juvenilitas)
- problem kontaminasi (perlakuan awal, antibiotik, sub kultur)
- pencoklatan jaringan (antioksidan, pencucian, vitamin C)
- eksudat jaringan (latex, produk bakteri)
- Korelasi pertumbuhan dan penghambatan (korelasi aspek-aksiler, variasi musim pertumbuan jaringan)
- kondisi fisiologis jaringan (mis: tanaman kekeringan jangan dijadikan induk)
- KJ lengkap (biji)
- Kultur embrio
- Kultur Organ (tunas, akar, anther, dll)
- Kultur Kalus
- Kultur Sel Tunggal
- Kultur Protoplas
Komentar