Senja (lagi)

Senja. Kenapa ia begitu nikmat dirasa ya? Seperti saat ini, ketika aku duduk sendiri di serambi masjid. Kupandang sekeliling, mereka semua tersenyum. Mereka semua sibuk dengan obrolan ringan bersama kawan atau bahkan sibuk dengan lantunan ayat suciNya di genggaman tangan. Aku sendiri, hanya memandangi sekitar dan merasai senja yang begitu melankoli.

Ah, lagi-lagi aku harus mengakui bahwa aku begitu melankoli dengan suasana yang menyentuh hati. Seperti suasana di senja ini, suasana di serambi masjid yang tak hanya hanya menyentuh tetapi juga menyejukkan hati.

Jika senja lalu kuhabiskan waktu duduk bersamamu di sebuah kajian ilmu, maka senja ini biarkan aku duduk sendiri mengadu rindu padaMu. Di sebuah serambi masjid, aku menikmati lantunan merdu dari dan hanya untukMu.

Senja, sekali lagi ia menyentuh hatiku di relung yang tak pernah kubayangkan indahnya. Sekali lagi dan sekali lagi hingga aku tak mampu untuk sekedar menghitungnya. Maka, akankah engkau melupakan tiap nikmat yang telah diberikanNya untukmu? Meski, untuk "sekedar" disyukuri?


Komentar

Anonim mengatakan…
Masuk kategori apa ini ya? Puisi? curhat? :D
Angga Suprapto mengatakan…
ane ndak tahu deh mas... asal nulis.. ndak pengen mbuat puisi, ehmmm bisa jadi kayak curhat gitulah