"dia"?

Menenangkan dan menggembirakan. Ketika kulihat wajah tertundukmu. Mata yang tak pernah menatap itu menyiratkan sejuta makna dan rasa. Kali ini kutitipkan berjuta rasa pada kalimat yang tak berucap.
Lalu, kusisipkan rindu ini pada angin yang menerpamu di tiap langkah menuju sekolah. Aku memang tak melihatnya, tak pula membersamai dalam suka dan duka. Tapi biarkan angin ini menyapamu, memberikan kekuatan rasa tak terperi dari hati. Aku ingin bersamamu.
Ruang rindu tak bertepi ini memberikan nuansa tak biasa. Membawaku ke masa di saat kita pertama berjumpa. Dalam satu jendela kau tampakkan wajahmu beriring senyum lugumu. Tak pernah kusangka akan menyadarinya, tak pernah pula kuberniat menyebutkannya, bahwa ia adalah engkau yang kini mengisi kesendirianku. Tunggulah aku menjemputmu. Biarkan asa ini hidup dalam ruang rindu yang memisahkan kita. Akhirnya, tutuplah harimu bersama doa bahwa engkau memang tercipta untukku dan kita akan selalu bersama.

Magetan, 15.06.2013

Komentar