Senja Pesakitan

Senja kali ini menjadi saksi bahwa aku merindukanmu. Rindu dengan masa ketika kita masih duduk bersama dalam satu lingkaran penuh asa. Membahas kerja kita bersama, mencaci dan mengoreksi setiap kata yang tak tepat untuk dituliskan bahkan sekedar dipikirkan. Senja kali ini, aku tenggelam bersama memori kegembiraan bersama kehampaan.
Tidakkah kau lihat mereka tetap setia berdiri berjajar, menaungi tempat kita duduk melingkar. Hanya saja, mereka kini tampak lebih rindang dan kicauan burung pun lebih riang. Tiap senja juga memiliki cerita yang berbeda karena selalu ada sekumpulan orang dengan aktivitasnya yang berbeda. Sedangkan kita masih setia melingkar di bawah pohon yang rindang berjajar.
Sekarang aku sendiri, di sini menikmati suasana senja yang jauh berbeda. Dia yang jauh di sana telah pergi direngkuh bidadari menuju surganya sendiri. Kamu masih sibuk dengan lingkaran aktivitasmu dan aku masih saja sendiri tanpa ada kegiatan yang berarti. Ah, mungkin aku telah tersingkir dari barisan kalian. Oh, tentu tidak! Aku memilih hidup dalam duniaku sendiri.
Serigala memang akan mengincar domba yang sendiri, tapi aku bukan domba! Ahaha.. tapi biarlah aku menggunakan kata menyendiri itu meski sejatinya aku tak pernah menyendiri. Aku hanya menyibukkan diri dengan dunia kecil yang kuhias dengan hal-hal kecil. Hal paling besar yang mungkin ingin tetap kupertahankan adalah izinkan aku untuk tetap bertahan. Bertahan di jalan kebenaran yang diwarnai perjuangan kalian. Lalu, izinkan lagi aku menatap kalian dari kejauhan. Perlahan tanpa aturan, aku akan kembali mendekap kalian di masa yang entah kapan.
Ah, ternyata di senja ini aku kembali meracau tanpa arah dan tujuan. Mungkin ini bentuk ungkapan hati seorang pesakitan yang telah kehilangan kawan. Aku hanya ingin kembali direngkuh (atau merengkuh?) cahaya bersama kalian. Lucu memang jika tadi pagi aku mengatakan tentang ilmu yang merupakan pancaran sinar. Tapi kini aku sendiri merasakan hilang sinar dari kehidupan yang mulai berpendar.

Sudahlah, jangan hiraukan setiap racauan orang pesakitan ini. Aku hanya menuliskan apapun yang terlintas dalam pikiran sebagai bentuk pengaliran energi dalam perasaan. Alhamdulillah, sekarang aku lebih tenang.

Komentar

Tinta Kering mengatakan…
Ehems... blog walking...:P
Angga Suprapto mengatakan…
kayane baru membaca dan login blog ini lagi (setelah sekian lama) hohoho